Dariberbagai aliran penddidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah , keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai

Aliran-Aliran Pokok Pendidikan di Indonesia Dari berbagai aliran pendidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu Pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS Institut Nasional Syafe’i. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah, keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu waktu pendiriannya terutama karena mereaksi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda yang sangat tidak menguntungkan kepentingan bangsa Indonesia, baik kesempatan yang diberikan, diskriminasi bangsa dan golongan, maupun kepentingan hasil pendidikan misalnya hanya untuk menyiapkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh Belanda. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan. a. Asas Taman Siswa 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknyadiusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. 7 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan. Tujuan Taman Siswa 1 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. 2 Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa Beberapa usaha yang dilakukan oleh taman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan. Hasil-hasil yang Dicapai Taman siswa telah berhasil menemukan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Taman sumatera Barat. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah 1 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab. 5 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan, dan sejumlah alumni.
KH. Ahmad Dahlan mendirikan Organisasi Islam (1912) di Yogyakarta, beliau ingin mewujudkan orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat dan negara. Beliau juga sering di sebut sebagai ‘sang pencerah’. B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN. Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau wawasan pendidikan; Dua “aliran” pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di indonesia. picture by Perguruan kebangsaan taman siswa Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara lahir 2 mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool. Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, prasarjana, dan sarjana wijaya. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pedidikan tinggi. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa untuk mnegejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apa pun dan dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Bahwa dalammendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan taman siswa Dilingkungan perguruan untuk mencapai tujuannya taman siswa berusaha dengan jalan Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi,baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan. Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia diluar taman siswa yang ada hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan-kegiatan taman siswa untuk diambil faedah sebaik-baiknya. Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga taman siswa. Meluaskan kehidupan ke taman siswaan diluar lingkungan masyarakat perguruan. c. Hasil-hasil yang dicapai Yayasan perguruan kebangsaan taman siswa yang didirikan suwardi suryaningrat ki hadjar dewantara pada tanggal 3 juli 1922 di yogyakarta sampai kini telah mencapai berbagai hal seperti gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional,lembaga-lembaga pendidikan dari taman indria sampai dengan sarjana wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, antara lain ki hadjar dewantara, ki mangunsarkoro,dan ki suratman. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh yayasan pendidikan lainnya. Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam Ruang pendidikan INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan,kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 oktober 1926 di kayu Tanam sumatra barat. a. Asas dan tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam Asas asas ruang pendidikan INS kayu tanam sebagai berikut Berfikir logis dan rasional Keaktifan atau kegiatan Pendidikan masyarakat Memperhatikan pembawaan anak Menentang intelektualisme Sejak didirikan, tujuan ruang pendidikan INS kayu tanam adalah Mendidik rakyat kearah kemerdekaan Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. b. Usaha-usaha ruang pendidikan INS kayu tanam Terdapat berbagai usaha yang dilakukan oleh Mohammad sjafei dan kawan-kawan dalam mengembangkan gagasan dan berupaya mewujudkannya, baik yang berkaitan dengan ruang pendidikan INS maupun tentang pendidikan dan perjuangan/pembangunan bangsa indonesia pada umumnya. Beberapa hal yang perlu dikemukakan adalah memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan ruang pendidikan INS kelembagaan, sarana/prasarana, dan lain-lain, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak dan lain-lain. Beberapa usaha yang dilakukan ruang pendidikan INS kayu tanam yang dalam bidang kelembagaan antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, seperti ruang rendah 7 tahun, setara sekolah dasar, ruang dewasa 4 tahun sesudah ruang rendah, setara sekolah menengah , dan sebagainya. c. Hasil-hasil yang dicapai ruang pendidikan INS kayu tanam Ruang pendidikan INS kayu tanam mengalami masa pasang surut seirama dengan pasang-surutnya perjuangan bangsa indonesia. Seperti harapan kepada taman siswa, ruang pendidikan INS kayu tanam juga diharapkan melakukan penyegaran dan dinamisasi, seiring dengan perkembangan masyarakat dan iptek. Disamping itu,upaya-upaya pengembangan ruang pendidikan INS tersebut seyogianya dilakukan dalam kerangka pengembangan sisdiknas, sebagai bagian dari usaha mewujudkan cita-cita ruang pendidikan INS,yakni mencerdaskan seluruh rakyat indonesia. Daftar pustaka Abdul Kadir. 2012. Dasar-dasar pendidikan. Jakarta Kencana AliranAliran Pendidikan di Indonesia . Aliran Nativisme. Aliran Nativisme bertolak dari pemikiran Leibniz yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Tokoh aliran nativisme adalah Schopenhauer seorang filsuf jerman yang hidup pada tahun Setelah kita pelajari berbagai aliran pendidikan secara umum baik aliran klasik, aliran baru maupun aliram modern, yaitu merupakan pemikiran, pandangan, atau gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya melakukan pendidikan yang terjadi sebelum abad -19 aliran baru, mereaksi gagasan-gagasan abad 19 aliran modern, perlu juga dipelajari beberapa aliran pendidikan yang terjadi di masa sendiri. Macam-macam aliran tersebut dapat diketahui dari pandangan-pandangan dan lembaga-lembaga pendidikan yang didirikan oleh berbagai ahli pendidikan di Indonesia. Macam dan jenis lembaga pendidikan tersebut adanya ragam latar belakang dan kepentingan pendiriannya. Ada yang karena kepentingan ras dan suku seperti sekolah serikat Ambon, karena kepentingan memperjuangkan kaumsesamanya seperti sekolah Dewi Sartika dan sekolah Kartini, karena kepentingan persatuan seperti sekolah Budi Utomo karena kepentingan agama seperti sekolah-sekolah yang diadakan oleh lemabaga-lembaga pendidikan yang dibawah naungan organisasi kemasyrakatan dan keagamaan NU, Muhammadyah, dsb dan masih banyak lagi latar belakang dan kepentingannya sehingga bermunculan berbagai lembaga pendidikan di Indonesia. Walaupun demikian kesemuanya jenis lembaga yang bermunculan tersebut bermaksud ingin mewujudkan yang berciri khas atau sesuai dengan karakteristik sesuai dengan budaya bangsa Indonesia sendiri. Dari berbagai aliran penddidikan di Indonesia ada dua aliran pokok yang perlu kita pelajari yaitu pendidikan Taman Siswa dan Pendidikan INS. Hal ini antara lain karena latar belakang dan kepentingan pendiriannya untuk semua bangsa secara umum tanpa melihat ras, suku, daerah, wilayah , keyakinan, dan keagamaan, atau golongan tertentu saja, sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu waktu pendiriannya terutama karena mereaksi pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintak colonial Belanda yang sangat tidak menguntungkan kepentingan bangsa Indonesia , baik kesempatan yang diberikan, diskriminasi bangsa dan golongan, maupun kepentingan hasil pendidikan misalnya hanya untuk menyiapkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh Belanda. Juga oleh karena gagasan atau pemikiran-pemikirannya dan realisasi pendidikannya telah diakui oleh tokoh-tokoh dari aliran pendidikan dunia. Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa gagasan atau pemikiranya telah dilaksanakan dalam pendidikan nasional sekarang ini seperti system among, pelaksanaan sekolah kejuruan dan secara mendalam akan diuraikan pada bahasan berikut ini. Pendidikan Taman Siswa Riwayat Singkat Pendidikan Taman Siswa Pendiri pendidikan Taman S atau lebih dikenal dengan perguruan taman siswa ini adalah seorang bangsawan dari Yogyakarta bernama RM. Suwardi Suryaningrat. Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889dari ayah bernama Suryaningrat .Setelah usia 39 tahun atau 40 tahun tahun jawa, tepatnya pada tanggal 23 pebruari 1928 berganti nama menjadi Kihajar Dewantara. Pendidikan yang telah ditempuh dimulai dari Sekolah Dasar Belanda Europesche Lagere School, kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah dokter di Stovia. Berhubung kekurangan biaya, sekolah ini ditinggalkan, kemudian bekerja dan memasuki dunia politik bersama sama lulusan Stovia yang lain seperti Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo SetyabudiDr. Douwes Dekker. Perjuangan sebelum mendirikan Taman Siswa Sebelum memasuki lapangan pendidikan, bersama dengan dua teman lainnya Mangun Kusuma dan Dr. Danurdirjo Setyabudi, Kihajar Dewantara mendirikan organisasi politik yang bersifat revolusioner, sehingga terkenal dengan nama tiga serangkai pendiri Indische Partij IP. Dalam saat itu juga 1912 Kihajar Dewantara bersama dengan Dr. Cipto Mangunkusuma mendrikan Komite Bumiputera yang bertujuan memprotes adanya keharusan bagi rakyat Indonesia yang dijajah untuk merayakan kemerdekaan Nederland dari penindasan Napoleon yang dengan paksa mengumpulkan uang sampai kepelosok - brosur pertama yang berjudul “Seandainya aku orang Belanda”dari karyanya sendiri yang secara singkat isinya tidak selayaknya bangsa Indonesia yang ditindas ikut merayakan kemerdekaan dari bangsa Belanda yang menindasnya. Karena dianggap bahaya, Kihajar Dewantara diinternir ke Bangka, kemudian dieksternir ke negeri Belanda atas permintaannya massa ini dan ditempat inilah ia mendapatkan kesempatan untuk mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Setelah 4 tahun, dengan tanpa diminta putusan eksternir itu dicabut sehingga ia dapat pulang kembali ke tanah airnya. Sekembali ketanah airnya ia meneruskan perjuangan politiknya, dimulai lagi dari menulis di surat kabar yang berjudul “ Kembali ke Pertempuran” . ia menjadi sekretaris politik , dan menjadi redaktur tiga majalah dari partai politik National Indesche Partij tersebut yaitu De Beweging, Persatuan India , dan Penggugah. Dengan aktifnya kedunia politik hidupnya hanya untuk masuk dan keluar penjara. Karena semakin kejam Pemerintah Belanda terhadap rakyat Indonesia, lebih-lebih terhadap pergerakan rakyat Indonesia dan agar perjuangan untuk kepentingan bangsa lebih bermanfaat maka Kihajar Dewantara meninggalkan medan politik yang nampak, memasuki medan pendidikan dan pengajaran 1921 dimulai dari mengajar pada Sekolah Adhidarma kepunyaan kakaknya Suryopranoto di Yogyakarta. Perjuangan setelah mendirikan Taman Siswa Setlah satu tahun mengajar di Adhidarma Kihajar Dewntara mendirikan sekolah yang sesuai dengan cita-citanya sendiri 3 Juli !922 dengan nama “Natinal Onderwisj Institut Taman Siswa ” yang kelak diubah menjadi Perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Sekolah ini mula - mula hanya meliputi bagian Taman Anak dan Bagian Kursus Guru saja. Perjuangannya mengalami banyak rintangan , tetapi semuanya dapat diatasi berkat keberanian dan keuletan dari sifat yang dimilikinya, yang dapat dilihat dari beberapa peristiwa berikut ini. Dalam tahun 1924 ia dikenakan pajak rumah tangga, tetapi ia tidak suka membayarnya , karena keluarganya hanya menempati dua kamar yang dikelilingi kelas kelas di tengah perguruannya. Menurut taksirannya seharusnya tidak kena pajak, dan barang-barang milik perguruan juga seharusnya bebas dari pajak tersebut. Akhirnya barang-barang kepunyaan Taman Siswa dilelang di depan umum. Tetapi kemudian pajak itu dikembalikan setelah Kihajar Dewantara mengajukan protes. Dan atas kedermawanan pembeli, barang - barang milik Taman Siswa yang terlelang tersebut diserahkan kembali kepada Taman Siswa. Rintangan berikutnya adanya ordonansi Sekolah partikelir yang dikeluarkan pada tanggal 17 September 1932, dimana isinya Sekolah Partikelir harus minta izin dahulu; guru-guru sebelum memberi pelajaran harus memiliki izin mengjar ;dan isi pelajaran tidak boleh melanggar peraturan negeri dan harus sesuai dengan sekolah negeri. Kihajar Dewantara menentangnya, karena ordonansi itu diangap melampaui batas. Segera ia mengirim kawat protes kepada Gubernur Jendral. Sikap tersebut mendapat sambutan dari partai-partai serta banyak harian dan diperjuangkan pula di Volkraad. Akhirnya ordonansi itu dibatalkan 1933. Tipu muslihat lain dengan dikeluarkan “Larangan Mengajar”. Selama 2 tahun 1934-1936 Guru Taman Siswa yang terkena korban lebih dari 60 orang bahkan ada cabang Taman Siswa yang ditutup selama satu tahun. Mulai bulan Pebruari taun1935 Taman siswa terkena lagi peraturan tentang tunjangan anak yang mulai tahun ini hanya diberikan kepada pegawai negeri yang anaknya bersekolah pada sekolah negeri,sekolah partikelir mendapatkan subsidi,sekolah-sekolah lain yang dapat hak memakai salah satu nama sekolah negeri, misalnya HIS, Voolks Schooldan sebagainya. Oleh perjuangan Kihajar Dewantara akhirnya mulai tahun 1938 tunjangan anak bagi semua pegawai sama tanpa melihat sekolah yang dimasuki. Perjuangan lainnya adalah menentang Pajak Upah yang diberlakukan tahun 1935. Kihajar Dewantara menentangnya karena dalam Taman Siswa tidak ada majikan dan buruh ,tetapi atas dasar kekeluargaan. Tuntutannya berhasil tahun 1940 sehingga guru-guru Taman Siswa dibebaskan dari PajakUpah tersebut. Pada jaman Jepang juga dikeluarkan peraturan tentang sekolah partikelir, yang diperbolehkan hanya sekolah kejuruan saja kecuali sekolah guru, misalnya urusan rumah tangga, pertanian, perindustrian, dan lain-lainya. Karena itu Taman Dewasa diubah menjadi Taman Tani, Taman Madya dan Taman Guru dibubarkan. Pada tahun ini ia pindah ke Jakarta karena diangkat sebagai salah seorang pemimpin Putera Pusat Tenaga Rakyat. Pada zaman kemerdekaan ia pernah berturut – turut Mentri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama, Anggota dan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Anggota Parlemen, serta mendapat gelar Doktor Honoris Causa dalam Ilmu Kebudayaan dari Universitas Gajah Mada pada tanggal 19 Desember 1956. Dan pada tanggal 26 april 1959 Kihajar Dewantara meninggal dalam usia 70 tahun. 25 Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Praktek Pendidikan Di Indonesia 11. BAB III PENUTUP 12. 3.1 Kesimpulan 12. 3.1 Saran 12. DAFTAR PUSTAKA. BAB I. Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat sutu “inti” pribadi (G. Leibnitz: Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan PENGERTIAN ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKANAliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama, “teori“ dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimen dan observasi yang berfungsi menjalankan pokok bahasannya. Kata “teori” sebagaimana yang dipergunakan dalam konteks pendidikan secara umum adalah sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya dianggap dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi hingga sampai kepada praktek kependidikan .O’ConnorSeorang ahli pendidikan Mesir Kontemporer Muhammad Nujayhi merefleksikan pandangan senada dengan O’Connor, bahwa perkembangan-perkembangan di bidang psikologi eksperimental membawa kesan-kesan ke dalam dunia pendidikan dan memberi sumbangan bagi teori-teori pendidikan ,sebagaimana yang terdapat pada bidang ilmu pengetahuan khusus. Dengan demikian,”teori” dalam arti pertama terbatas pada penjelasan mengenai persoalan-persoalan berkaitan dengan batas-batas “teori” menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan yang mengacu kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya mencangkup pemindahan-pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun termasuk didalamnya mengontrol atau membangun Aliran Pendidikan 1. Aliran Empirisme EnvironmentalismeAliran Empirisme adalah aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak lahir tidak dipentingkan. John Lock, filsuf Inggris yang mengembangkan paham rasionalisme pada abad ke-18, menyatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal dengan istilah “tabularasa’ a blank sheet of paper. Teori ini mengatakan bahwa manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian, menurut aliran inin anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa uang memberikan warna pendidikannya. Menurut teori ini, pendidikan memegang peranan penting sebab pendidikan menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak, selain itu teori ini dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, karena teori ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diproses dari lingkungan, kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan keberhasilam seseorang dan masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif, mudah dibentuk atau Aliran NativismeTeori ini menentang teori empirisne, dengan tokohnya seorang filsuf Jerman, Schopenhauer 1788-1860, dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan yang akan berkembang menurut arah masing-masing, keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Teori ini menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak. Pendidikan tidak akan mempengaruhi perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki pembawaannya. 3. Aliran NaturalismeTeori ini dipengaruhi oleh seorang filsafat Prancis ia berpendapat setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun, pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarga,sekolah,masyarakat. mengungkapkan “segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam,dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia”, agar seorang anak dapat bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak tersebut harus diserahkan pada alam. Kekuatan alam yang akan mengajarkan kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam kebaikan itu akan terus diserap oleh setiap anak secara spontan dan bebas dari rekayasa orang Aliran KonvergensiAliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkemangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor, yaitu faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang di sebut teori konvergensi. convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu hasil. Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan. William Stern1871-1939, seorang ahli pendidikan bangsa Jerman, dan sebagai pelopor aliran ini mengatakan “kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti se luas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong” Jadi menurut Williem seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu, sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembang itu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa Aliran ProgresifismeTokoh aliran ini adalah John Dewey yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kemmpuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan atau yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai alat dan kecerdasan, hal ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk kecerdasan menjadi tugas utama pendidik yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya. Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam Aliran KonstruksifismeTokoh aliran ini adalah Gambahsta Vico,seorang epistermiolog Italia, ia mengatakan bahwa Tuhan adalah cipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Hanya Tuhan yang dapat menegetahui segala sesuatu karena Dia pencipta segala sesuatu itu dan manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan ini dikembangkan oleh Jean Piaget dalam teori perkembangan kognitif, bahwa pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Aliran Pendidikan yang digunakan di IndonesiaDua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk Asas dan Tujuan Taman Siswa­­­Asas Taman Siswa Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas Taman Siswa Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada Upaya-upaya yang dilakukan Taman SiswaBeberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan Hasil-hasil yang DicapaiTaman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Ruang Pendidik INS Kayu TanamRuang Pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam sumatera Barat.a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu TanamPada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut1 Berpikir logis dan rasional2 Keaktifan atau kegiatan3 Pendidikan masyarakat4 Memperhatikan pembawaan anak5 Menentang intelektualismeDasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah1 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan. B. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu TanamBeberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu TanamRuang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan, dan sejumlah sosial di bidang pendidikan yang memiliki cita-cita untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia sudah dimulai dari masa penjajahan. Gerakan ini umumnya diperankan dan diinisasi oleh anak muda Indonesia yang peduli akan kemajuan dan masa depan sumber daya manusia bangsa. Beberapa gerakan pendidikan di Indonesia meliputiBudi UtomoGerakan Budi Utomo lahir di tengah keprihatinan para pemuda dan pelajar mengenai masa depan pendidikan Indonesia. Gerakan yang diprakarsai oleh Dr. Wahidin pada tanggal 20 Mei 1908 ini berjuang agar para pelajar Indonesia dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai aset utama bangsa. Sampai detik ini, kelahiran organisasi ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan MuhammadiyahOrganisasi Muhammadiyah didirikan oleh Ahmad Dahlan 1869-1925. Selain bergerak di bidang dakwah islam, Muhammadiyah juga bergerak di bidang pendidikan dan lahir sebagai organisasi yang turut memadukan ilmu umum dan ilmu agama. Ahmad Dahlan bahkan masuk ke sekolah-sekolah bangsawan untuk mengajarkan basis ilmu keagamaan. Meski kental dengan ajaran agama islam, pergerakan ini termasuk cukup berpengaruh pada perkembangan substansi pendidikan bangsa. Indonesia MengajarIndonesia Mengajar merupakan sebuah gerakan pendidikan yang dijalankan oleh anak-anak muda Indonesia dengan berbagai latar belakang ilmu dan budaya. Anak-anak muda ini memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh penjuru Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil dengan cara menjadi guru muda dan memastikan seluruh anak Indonesia mendapat pendidikan yang layak. Gerakan pendidikan ini diinisiasi pertama oleh Anis Baswedan, seorang tokoh masyarakat yang peduli akan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang menurutnya berakar dari pentingnya arti sebuah pendidikan. Gerakan Indonesia Mengajar berdiri secara resmi pada tahun 2009 dan telah berhasil memenuhi kekosongan guru pada banyak daerah terpencil di Indonesia. Penggerak utama gerakan ini yaitu para pemuda Indonesia, dialah yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, memiliki kecakapan mengajar dan telah menjalani pelatihan soft skill sebelumnya. Informasi lebih lanjut mengenai gerakan ini dan syarat pendaftarannya dapat dilihat pada situs Sekolah Guru IndonesiaSGI merupakan sebuah gerakan pendidikan yang berada di bawah divisi pendidikan lembaga Dompet Dhuafa Indonesia. Seperti halnya Indonesia Mengajar, SGI diperankan oleh pemuda-pemuda Indonesia yang bersedia berkontribusi untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia di seluruh penjuru daerah. Masa pengabdian SGI pun sama dengan halnya Indonesia Mengajar yaitu satu tahun. Diresmikan pada tanggal 24 Oktober 2009, SGI sudah mengirimakan guru-guru muda ke 31 Kabupaten terdepan, terluar dan terpencil di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut mengenai SGI, silahkan mengunjungi situs Selain itu, pemerintah Indonesia pun membuat gerakan pendidikan yang sama halnya dengan Indonesia Mengajar dan SGI. Berada di bawah Kementrian Pemuda dan Olahraga, gerakan ini telah mencetak guru muda yang nantinya akan berkontribusi dan mengabdi selama dua tahun di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Duaaliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia. 1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Pendidikan merupakan bidang yang digeluti tidak hanya dalam kacamata memberikan pembelajaran saja. Efektivitas, efisiensi, dan efikasi dalam melaksanakannya adalah hal yang tak pernah surut dicari pula dalam pengarungannya. Oleh karena itu, dari masa ke masa, telah banyak bermunculan aliran-aliran pendidikan yang tentunya selalu diharapkan mampu memaksimalkan proses pendidikan. Setiap aliran memiliki sudut pandang, gaya, dan cara yang berbeda dalam menyajikan pendidikan. Tentunya, dalam perkembangannya, telah banyak pula aliran yang sebenarnya boleh dikatakan sudah tidak relevan dan lebih baik ditinggalkan. Namun, mempelajari berbagai dialog yang terjadi antar aliran ini akan berpengaruh besar pada sudut pandang kita dalam melihat pendidikan. Misalnya, kita dapat mempelajari bahwa suatu hal pernah digalangkan pada pendidikan, dan ternyata sangat tidak adil untuk diterapkan. Ternyata, sebagian aliran lagi justru sangat berbudi baik, namun kini jarang diterapkan karena suatu hal. Berbagai dialog tersebut tentunya akan memberikan kesempatan untuk melakukan retrospeksi untuk menghilangkan keburukannya, dan mengambil kebaikannya serta membuatnya relevan di masa kini. Jadi, pembelajaran akan aliran-aliran pendidikan ini amatlah penting untuk dilakukan. Lagi pula, rasanya tidak masalah jika kita sejenak berkaca pada masa lalu untuk mempersiapkan masa kini dan masa depan. Berikut adalah pemaparan dari beberapa aliran-aliran pendidikan klasik yang meliputi nativisme, naturalisme, empirisme, dan konvergensi. Nativisme Istilah aliran Nativisme berasal dari kata “natives” yang artinya “terlahir”. Nativisme merupakan sebuah doktrin filosofis yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap proses pemikiran psikologis. Tokoh utama dalam aliran ini adalah Arthur Schopenhauer 1788-1869, yaitu seorang filosofis Jerman. Aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa manusia sejak lahir,pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya Amanudin, 2019, hlm. 67. Menurut jenis aliran nativisme ini pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut sebagai pedagogik pesimis. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Dalam aliran nativisme, lingkungan sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak. Malah, penganut aliran ini menyatakan bahwa “j anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan baik”. Pembawaan baik dan buruk ini dikatakan tidak dapat di ubah dari luar. Menurut Rajab dalam Syafnan, 2020 pembawaan yang diwariskan orangtua kepada anaknya menurut aliran nativisme meliputi beberapa poin di bawah ini. Pewarisan yang bersifat jasmaniah seperti warna kulit, bentuk tubuh, dsb. Pewarisan yang bersifat intelektual seperti kecerdasan dan kebodohan. Pewarisan yang bersifat tingkah laku. Pewarisan yang bersifat alamiah internal. Pewarisan yang bersifat sosiologis eksternal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut aliran nativisme tidak dapat mengubah perkembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama sekali. Menurut mereka baik buruknya seorang anak ditentukan oleh pembawaan sejak lahir, dan peran pendidikan disini hanya sebatas mengembangkan bakat saja. Aliran Pendidikan Naturalisme Nature dalam bahasa Inggris tentunya berarti alam, dalam kaitannya dengan aliran ini, kecerdasan seseorang dianggap di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori oleh seorang filosof Prancis JJ. Rousseau1712-1778. Berbeda dengan nativisme, naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik, dan tidak satu pun dengan pembawaan buruk. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang di terima atau yang mempengaruhinya. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu Rousseau, yakni “semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan orang dewasa dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Hal ini yang menyebabkan aliran ini juga di sebut sebagai pedagogik negatif. Secara tidak langsung, aliran ini justru menyatakan bahwa pendidikan itu tidak diperlukan. Pendidikan seharusnya menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan. Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba dibuat-buat, sehingga kebaikan anak-anak yang di peroleh secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan kemampuannya. Aliran Pendidikan Empirisme Aliran ini berawal dari prinsip “the school of british empirism” aliran empirisme Inggris yang dipelopori oleh Jhon Locke 1632-1704. Doktrin utama dari aliran empirisme yang sangat terkenal adalah “tabula rasa”, yakni istilah dalam bahasa Latin yang berarti “buku tulis” yang kosong, atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan, dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Artinya, seorang anak atau manusia diibaratkan sebagai lembaran kosong yang dapat diisi apa saja. Sementara itu, bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya sama sekali. Dalam hal ini, para penganut empirisme menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong dan tak punya kemampuan apa-apa. Aliran empirisme sangat berlawanan dengan aliran nativisme dan naturalisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu justru sangat di tentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja, baik ke arah yang baik mau pun ke arah yang buruk menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya. Dalam ilmu pendidikan, aliran empiris ini dikenal pedagogik optimis. Dalam aliran empirisme, terdapat lima aspek penting yang mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan pendidikan manusia, yakni sebagai berikut. Sosiologi, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar individu dalam suatu komunitas sosial. Historis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau era dengan segala perkembangan peradabannya. Geografis atau lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah. Kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultural suatu masyarakat. Psikologis,yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan Syafnan, 2020. Aliran Pendidikan Konvergensi Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, yakni nativisme, naturalisme, dan empirisme. Konvergensi berasal dari kata “Convergentie” yang bermakna “penyatuan hasil”, atau “kerjasama untuk mencapai satu hasil”. Aliran ini menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan, tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia, sangat bergantung pada dua faktor utama, yakni Faktor bakat/pembawaan; dan Faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Menurut William Stern 1871-1939, seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk pengembangan itu, sebagai contoh pada hakikatnya kemampuan anak berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia ada pembawaan untuk berbicara dan melalui situasi lingkungannya anak belajar berbicara dalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya. Dalam teori W. Stern di sebut teori konvergensimemusatkan ke satu titik. Jadi menurut teori konvergensi dikatakan Proses Pendidikan mungkin dapat dilaksanakan; Untuk mengantisipasi tumbuhnya potensi yang kurang baik, proses pendidikan dapat dijadikan penolongnya; Pembawaan dan lingkungan dapat membatasi hasil pendidikan seorang anak. Dari tiga model teori tersebut di atas cukup jelas bahwa semua yang berkembang dalam diri individu dapat ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh lingkungannya. Sebagai contoh seorang anak dapat berbicara berbahasa juga dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Jika salah satu dari faktor itu tidak ada, tidak mungkin kemampuan berbahasa anak dapat berkembang. Referensi Syafnan. 2020. Dasar-dasar pendidikan. Padangsidimpuan IAIN Padangsidimpuan. Amanudin. 2019. Pengantar ilmu pendidikan. Pamulang Unpam Press.
ALIRANALIRAN PENDIDIKAN DAN IMPLIKASI TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN (Makalah Pengantar Pendidikan) Aliran pendidikan klasik mulai dikenal di Indonesia melalui upaya pendidikan, utamanya persekolahan dari penguasa penjajah Belanda dan disusul oleh orang Indonesia yang belajar di negeri belanda pada masa penjajahan. Langkah-langkah pokok

Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas tersebut. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda SD , disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool . Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri Zelf Besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Hidup dengan kekuatan sendiri 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Zelfbegrotings-system . 7 Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah Ø Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Ø Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut Ø Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Ø Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. Ø Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. Ø Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. Ø Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa Ø Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. Ø Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. INS KAYU TANAM Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera barat . a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi sebagai berikut Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan, Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak bersusila setinggi mungkin, Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif, Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana, Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek, Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi, Pemeliharaanperawatan sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik- baiknya, Kewajiban harus dipenuhi, Hemat. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan a. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam – Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional – Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru – Penerbitan Majalah anak –anak Sendi, buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. b. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional terutama pendidikan keterampilan / kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan , dan sejumlah alumni. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh seorang yang bernama KH. Ahmad Dahlan Pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M di Yogyakarta ia mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama Rasulullah Saw, dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad Saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil Muktamar ke-41 di Surakarta. Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. a Tujuan didirikanya muhammadiyah. Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa. Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi a menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan b memajukan agama Islam kepada anggota-anggotanya. Setelah Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi a memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan b memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-sekutunya. Setelah keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PP LP Ma’arif NU merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama NU. Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar 1918, disusul dengan Tashwirul Afkar 1922 sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan 1924 yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu 1 wawasan ekonomi kerakyatan 2 wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan 3 wawasan kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri the founding fathers NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU. Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama NU yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. II. VISI DAN MISI Visi Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan civilitize , LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat. Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab. Misi Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput grass root , sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material. Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media. Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan. Kesimpulan Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini , dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan da seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indinesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa, INS Kayu Tanam dan 2 aliran pendidikan yang mengangkat agama islam di dalamnya yakni Muhammadiyah dan Ma’arif. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik, sebab penggunaanya disesuaikan denan tingkat kebutuhan, dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. _____________________ Disusun Oleh ARIF SETIAWAN WAHYUDIONO RISKI CITANIA SARI FAJAR DINO PRAWIKA

Pendidikandalam aliran Progressivisme ini muncul adalah sebagai oposisi atas pendidikan model tradisional di Amerika Serikat, sekitar tahun 1800-an. Kebangkitan ini dipicu oleh adanya anggapan dari masyarakat terutama para pendidik bahwa sekolah gagal untuk menjaga langkah dari zaman dengan perobahan hidup yang terjadi dalam masyarakat
Assalamualaikum Halo teman-teman! Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu sehat ya. Pada kesempatan kali ini saya akan kembali membahas mengenai 'Pendidikan'. Lalu apa sih pokok bahasan kali ini? Yap! sesuai dengan judulnya kali ini saya akan membahas mengenai 'Aliran-Aliran serta Gerakan-Gerakan Pendidikan di Indonesia'. Tanpa berlama-lama lagi mari kita masuk ke pokok bahasan. Selamat membaca! Proses pendidikan berada dan berkembang bersama perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya merupakan proses yang satu Nanuru, 2013. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Pendidikan di dalam masyarakat senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan, perkembangan dan kemajuan masyarakat dari zaman ke zaman Nadirah, 2013. Mengingat perkembangan kehidupan dan pelaksanaan pendidikan bersifat dinamis, maka gagasan-gagasan yang muncul pun bersifat dinamis sesuai dengan alam pikir dan dinamika manusianya. Kondisi ini akhirnya mendorong lahirnya aliran-aliran dalam Pendidikan. Aliran Pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam pendidikan perlu dikuasai oleh para calon pendidik karena pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik menyeluruh. Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini, dikenal dengan istilah rumpun aliran klasik dan aliran gerakan setiap aliran Pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memangdang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai hal itu, maka berikut ini disajikan berbagai aliran-aliran dan gerakan-gerakan dalam KlasikAliran klasik adalah pandangan hidup yang mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolak ukur kesempurnaan yang abadi atau tertinggi. Sampai saat ini aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Aliran klasik dalam Pendidikan dibagi menjadi empat yaituAliran EmpirismeJohn LockeEmpirisme berasal dari kata empire, yang artinya pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah John Locke 1632-1704. Nama asli aliran ini adalah “The School of British Empiricism” aliran empirisme Inggris. Namun aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” aliran lingkungan dan psikologi bernama “environmental psychology” psikologi lingkungan yang relatif masih baru Syah, 2002. Locke memandang bahwa anak yang dilahirkan itu ibaratnya meja lilin putih bersih yang masih kosong belum terisi tulisan apa-apa, karenanya aliran atau teori ini disebut juga Tabularasa a blank sheet of paper yang berarti meja lilin putih, sebuah istilah bahasa latin yang berarti “Buku Tulis” yang kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti pentingnya pengalaman, lingkungan dan pendidikan, dalam arti perkembangan manusia semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya. Sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir di anggap tidak ada pengaruhnya. Masa perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan dalam arti luas, pengalaman dari lingkungan itulah yang menentukan pribadi seseorang Ahmadi & Uhbiyati, 1991; Thoib, 2008. Dalam hal ini, alamlah yang membentuknya. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi perkembangan anak, sedangkan pembawaan tidak berpengaruh sama sekali Suryabrata, 2002; Purwanto, 2004. Aliran ini mengandaikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia ditentukan sepenuhnya oleh faktor-faktor pengalaman yang berada di luar diri manusia, baik yang sengaja di desain melalui pendidikan formal maupun pengalaman-pengalaman tidak disengaja yang diterima melalui pendidikan informal, non formal, dan alam sekitar. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikanlah yang menentukan masa depan manusia, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam, seperti bakat dan keturunan tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam menentukan masa depan manusia Setianingsih, 2008. Menurut Mudyahardjo et al 1992 empirisme dipandang sebagai hal yang paling produktif, karena dalam dunia pendidikan lingkunganlah yang berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan peserta didik. Ada beberapa lingkungan yang berperan dalam proses pendidikan, diantaranya adalah lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam proses ini inderawi sepenuhnya sangat berperan dalam berlangsungnya proses pendidikan dan menjadi hal yang nyata dalam praktek pendidikan. Aliran empirisme berkembang luas di dunia Barat terutama Amerika Serikat. Aliran ini dalam perkembangannya menjelma menjadi aliran/ teori belajar behaviorisme yang dipelopori oleh William James dan Large. Banyak pula pengaruh aliran ini terhadap pandangan tokoh pendidikan Barat lainnya, seperti Watson, Skinner, Dewey, dan sebagainya. Aliran Nativisme Arthur SchopenhauerAliran nativisme berlawanan 180° dengan aliran empirisme. Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti kelahiran atau native yang artinya asli atau asal. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer 1788-1860 seorang filosof Jerman Ilyas, 1997. Dalam artinya yang terbatas, juga dapat dimasukkan dalam golongan Plato, Descartes, Lomborso, dan pengikut-pengikutnya yang berpendapat bahwa sejak lahir anak telah memiliki/membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, yang bersifat pembawaan atau keturunan. Sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang bersifat keturunan herediter inilah yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta hasil pendidikan sepenuhnya Nadirah, 2013. Aliran nativisme mengesampingkan peranan lingkungan sosial, pembinaan dan pendidikan. Aliran nativisme ini nampaknya begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia dan aliran ini erat kaitannya dengan aliran intuisme dalam penentuan baik dan buruk manusia. Aliran ini tampak kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peran pembinaan dan pendidikan Nata, 2002. Nativisme menganggap pendidikan dan lingkungan boleh dikatakan tidak berarti, tidak mempengaruhi perkembangan anak didik, kecuali hanya sebagai wadah dan memberikan rangsangan saja. Pandangan tersebut dikenal dengan pesimisme paedagogis, karena sangat pesimis terhadap upaya-upaya dan hasil pendidikan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, aliran nativisme menolak dengan tegas adanya pengaruh eksternal. Pendidikan tidak berpengaruh sama sekali dalam membentuk manusia menjadi baik. Sebaliknya, kalau kita menginginkan manusia menjadi baik, maka yang perlu dilakukan adalah memperbaiki kedua orang tuanya karena merekalah yang mewariskan faktor-faktor bawaan kepada anak-anaknya. Nativisme jelas merupakan aliran yang mengakui adanya daya-daya asli yang telah terbentuk sejak lahirnya manusia ke dunia. Daya-daya tersebut ada yang dapat tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuan manusia dan ada yang dapat tumbuh berkembang hanya sampai pada titik tertentu sesuai dengan kemampuan individual manusia Setianingsih, 2008. Beberapa tokoh yang berhubungan dengan aliran nativisme adalah Rochacher, Rosear, dan Basedow. Rochacher mengatakan bahwa manusia adalah hasil proses alam yang berjalan menurut hukum tertentu. Manusia tidak dapat mengubah hukum-hukum tersebut. Rosear mengatakan bahwa manusia tidak dapat dididik. Pendidik malah akan merusak perkembangan anak. Pendidikan adalah persoalan yang membiarkan atau membebaskan pertumbuhan anak secara kodrati. Sementara itu, Basedow mengatakan bahwa pendidikan adalah pelanggaran atas kecenderungan berkembang yang wajar dari anak. Berdasarkan pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh penganut aliran nativisme, maka dapat diklasifikasikan faktor-faktor perkembangan manusia menurut aliran nativisme, antara lain Faktor Genetik, faktor genetik dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang ada pada diri Kemampuan Anak, merupakan faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang dia miliki. faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang dia miliki. Faktor Pertumbuhan Anak, merupakan faktor yang mendorong anak mengetahui bakay dan minatnya disetiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami. Aliran ini juga disebut predestinatif yang menyatakan bahwa perkembangan atas nasib manusia telah ditentukan sebelumnya, yakni tergantung pada bawaan dan bakat yang dimilikinya. Aliran ini masih memungkinkan adanya pendidikan. Namun, mendidik menurut aliran ini membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya. Berhasil tidaknya perkembangan anak tergantung kepada tinggi rendahnya dan jenis pembawaan yang dimiliki anak. Apa yang patut dihargai dari pendidikan atau manfaat yang diberikan oleh pendidikan, tidak lebih dari sekadar memoles permukaan peradaban dan tingkah laku sosial, sedangkan lapis yang mendalam dan kepribadian anak, tidak perlu Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 pasal 2 menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung perncapaian tujuan pendidikan nasional. diharapkan pendidikan dengan cata ini dapat mengembangkan potensi peserta didik yang ia miliki sebagai pembawaannya sejak lahir. karena itu, pendidikan dalam hal ini hanya memfasilitasi peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya. Aliran KonvergensiWilliam SternAliran konvergensi dikemukakan oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman bernama William Stern 1871-1939. Konvergensi yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu convergen yang artinya memusat. Dalam hal ini penganut aliran konvergensi berpendapat bahwa hasil Pendidikan tergantung dari faktor pembawaan dan faktor situasi lingkungan yang seakan-akan terdapat dua garis menuju atau memusat pada suati titik yang merupakan hasil dari Pendidikan atau perkembangan. Aliran ini ingin mengompromikan dua macam aliran yang eksterm, yaitu aliran empirisme dan aliran nativisme, dimana pembawaan dan lingkungan sama pentingnya, kedua-duanya sama berpengaruh terhadap hasil perkembangan anak berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan merupakan dua garis yang menuju kepada suatu titik pertemuan garis pengumpul, oleh karena itu perkembangan pribadi sesungguhnya merupakan hasil proses kerjasama antara potensi heriditas internal dan lingkungan, serta pendidikan eksternal Djumaranjah, 2004. Aliran konvergensi menyatakan bahwa pembawaan tanpa dipengaruhi oleh faktor lingkungan tidak akan bisa berkembang, demikian juga sebaliknya. Potensi yang ada pada pembawaan dari seorang anak akan berkembang ketika mendapat pendidikan dan pengalaman dari secara psikis untuk mengetahui potensi yang ada pada anak didik yaitu dengan cara melihat potensi yang dimunculkan pada anak tersebut. Pembawaan yang disertai disposisi telah ada pada masing-masing individu yang membutuhkan tempat untuk merealisasikan dan mengembangkannya. Aliran konvergensi pada prinsipnya berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan sama pentingnya. Perkembangan jiwa seseorang tergantung pada bakat sejak lahir dan lingkungannya,khususnya pendidikan. Peran pendidikan adalah memberi pengalaman belajar agar anak dapat berkembang secara optimal. Jadi menurut aliran konvergensi 1 pendidikan dapat diberikan kepada semua orang, 2 pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengembangkan pembawaannya yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk, 3 hasil Pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan Moerdiyanto, 2011.Banyak bukti yang menunjukkan, bahwa watak dan bakat seseorang yang tidak sama dengan orang tuanya itu, setelah ditelusuri ternyata waktu dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah/ibu kakeknya. Dengan demikian, tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan langsung kepada anak-anaknya, tetapi mungkin kepada cucunya atau anak-anaknya cucunya. Alhasil, bakat dan watak dapat tersembunyi sampai beberapa generasi Syah, 2002.Aliran NaturalismeJean Jaquest RousseauNatur atau natura artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini ada persamaannya dengan aliran nativisme beberapa ahli menyebut dengan istilah “sama”, “hampir sama” dan “senada”. Istilah natura telah dipakai dalam filsafat dengan bermacam-macam arti, dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia, sampai kepada system total dari fenomena ruang dan Naturalisme dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau. Ia mengatakan, “Segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam, dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia ”. Seorang anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, maka anak tersebut harus diserahkan ke alam. Kekuatan alam akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Dengan kata lain Rousseaue menginginkan perkembangan anak dikembalikan ke alam yang mengembangkan anak secara wajar karena hanya alamlah yang paling tepat menjadi Ilyas 1997 naturalisme bependapat bahwa pada hakekatnya semua anak manusia adalah baik pada waktu dilahirkan yaitu dari sejak tangan sang pencipta, tetapi akhirnya rusak sewaktu berada di tangan manusia. Oleh karena itu, Rousseau menciptakan konsep pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia jangan banyak mencampurinya. Rousseau juga berpendapat bahwa jika anak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua atau pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah alam yang menghukumnya. Aliran naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses epmbelajaran diantaranya adalahAnak didik belajar melalui pengalamannya sendiriPendidik hanya menyediakan lingkungan belajar atau fasilitas-fasilitas yang dapat mengembangkan potensi peserta didik misalnya kegiatan ekstrakurikulerProgram Pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar peserta Modern Aliran-aliran baru yang turut mempengaruhi proses pendidikan di indonesia adalah sebagai berikut Progresivisme Aliran progresivisme mengatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak didik yang berkuailitas dan terus maju progress sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru dan bahan pelajaran. Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Aliran progresivisme sangat berpengaruh terhadap pemulihan harkat dan martabat anak dalam pendidikan karena anak mempunyai indidvidualitas sendiri-sendiri, mempunyai alur pemikiran sendiri,mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dana kecemasan sendiri yang berbeda dengan oerang dewasa. Esensialisme Aliran esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia. Aliran ini berusaha menghidupkan kembali ilmu pengetahuan dan kesenian serta kebudayaan purbakala. Tujuannya adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah bertahan sepanjang waktu sehingga berharga untuk diketahui semua orang. Perenialisme Perenialisme diambil dari kata perenial yang artinya kekal atau abadi. sehingga perenialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran dan nilai-nilai yang bersifat kekal. Menurut aliran ini dengan adanya ilmu pengetahuan maka seseorang dapat berpikir secara induktif artinya metode pemikiran yg bertolak dari peristiwa khusus untuk menentukan kaidah yg umum atau penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan yg khusus untuk diperlakukan secara umum. Maka tujuan utama dari pendidikan menurut aliran ini adalah agar peserta didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental dan membina pemimpin yang sadar dan mempraktekkannya dalam semua aspek kehidupan. Rekonstruksionalisme Kata rekonstruksionalisme dalam kamus bahasa inggris berasal dari kata reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam kontek pendidikan aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran ini mengatakan bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Tujuan utama pendidikan menurut aliran ini adalah untuk membagkitkan kesadaran peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah. Idealisme Tujuan pendidikan menurut aliran ini adalah agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, harmonis, penuh warna dan mampu membantu indidvidu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan aliran pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlu adanya persaudaraan sesama manusia. Seseorang tidak hanya menuntut hak pribadinya tapi juga menciptakan hubungan yang baik, pengertian dan saling Pokok PendidikanAliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Kebangsaan Taman SiswaKi Hajar DewantaraSementara berlangsung pemerintahan kolonial itu, ada pula dua tokoh pemuka Indonesia sendiri yang merintis suatu sistem persekolahan tersendiri, yang secara teknis bersifat modern seperti sekolah-sekolah yang diperkenalkan oleh Belanda, namun dalam semangat dan isi pelajaran sangat berjiwa ketimuran dengan membawa cita-cita kemandirian bangsa. Tokoh pertama adalah Soewardi Soerjaningrat, atau lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan pada tahun 1921 atau tahun Caka 1852 yang memiliki semboyan “Lawan Sastra Ngesti Mulia”. Setahun kemudian pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta muncul organisasi baru benama Persatuan Taman Siswa yang memiliki semboyan “Suci Tata Ngesti Tunggal”. Secara lengkap nama perguruan itu adalah “Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa”.Pada tanggal 6 Januari 1923, dalam National Onderwijs Instituut Tamansiswa dibentuk majelis yang disebut “Instituutraad”, yang bertugas memperlancar jalannya pendidikan. Dalam konferensinya di Yogyakarta tanggal 20-22 Oktober 1923, perguruan ini memperluas Institut menjadi Hoofdraat Majelis Luhur. Pada tahun 1930, National Onderwijs Instituut Tamansiswa diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Perguruan Nasional Taman Siswa. Dalam menjalankan proses pendidikannya dengan menggunakan “Sistem Among” yang mendasarkan pada Pertama, kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakan kekuatan lahir batin, sehingga dapat hidup berdiri sendiri. Kedua, kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepatcepatnya dan sebaik-baiknya Sulistya, 2002. Tercatat bahwa pada tahun 1942 cabang Taman Siswa berjumlah 199 sekolah tersebar di beberapa daerah, terutama di pulau-pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, dengan pada waktu itu mempunyai sekitar 650 orang guru Hassan, 2005; Tim Paradigma Pendidikan BSNP, 2010. Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 awalnya Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman Kanak-Kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool. Sekarang ini, telah dikembangkan sehingga meliputi pula Taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana Wiyata. Dengan demikian, Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Falsafah pendidikan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yang diungkapkan dalam bahasa Jawa berbunyai “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”, sebagai pedoman perilaku bagi guru yang artinya “di depan memberi teladan, di tengah menyemangati, dan mengiringkan dari belakang sambil memberi kekuatan”. Tokoh ini mendorong diberikannya juga bahan-bahan ajar yang digali dari kebudayaan setempat, sehingga dapat dikatakan bahwa kiprahnya dalam penyelenggaraan pendidikan itu adalah juga merupakan suatu gerakan dan Tujuan Taman Siswa Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 Perguruan Kebangsaan Taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah Kolonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922”, sebagai berikut Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri zelf besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan zelfbegrotings-system. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan zelfbegrotings-system. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak berhamba pada anak didik. Didirikannya perguruan Taman siswa disebabkan karena keadaan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang sangat kurangnya pengajaran yang diberikan oleh Belanda kepada bangsa Indonesia, pendidikannya sangat tidak sesuai dengan kepentingan hidup bangsa Indonesia sendiri, dan bahkan meracuni jiwa anak, menanamkan jiwa budak pengabdi kepentingan kolonial sehingga sangat mengecewakan rakyat Indonesia. Menurut Tirtaraharda & Sulo 2005 tujuan Taman Siswa adalah sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang tertib dan Pendidik INS Kayu Tanam Mohammad SjafeiRuang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam 9 Sumatra Barat. Pada tahun 1952, dengan hanya ada 30 orang siswa, INS mendirikan percetakan Sridharma yang menterbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khalayak adalah anak – anak. INS Kayutanam adalah satu sekolah modern bercorak nasional yang peranannya cukup besar pada perkembangan dunia Pendidikan Indonesia, khususnya di Sumatera Barat Halimah, 2012 Lahirnya Ruang Pendidik INS Kayutanam tidak terlepas dari upaya Mohammad Sjafe’i mewujudkan cita-cita dari kedua orang tua angkatnya. Ia juga didukung oleh sebuah organisasi perkumpulan buruh kereta api yang bernama Vereeniging Bumi Poetra Staats-Spoors VBPSS berkedudukan di Padang yang dipimpin oleh Abdul Rachman. Tujuan awal pendidikan Ruang Pendidik INS Kayutanam adalah mendidik manusia supaya menjadi manusia, membimbing anak didik kepada diri, dan bakat yang dimilikinya. Ruang Pendidik INS Kayutanam lebih di kenal sebagai “Sekolah Ahli Tukang”, maksudnya lulusan Ruang Pendidik INS Kayutanam ini setiap muridnya memiliki talenta dan kemauan untuk berkarya. Seperti kata Mohammad Sjafe’i, murid yang datang ke INS masuk dengan satu pintu dan keluar dengan banyak pintu. Barnadib 1983 dan Raharja 2008 menjelaskan bahwa sekolah dari Mohammad Sjafe’i sebagai bentuk reaksi dari sekolah-sekolah Pemerintah Hindia Fhadilla 2014 pada awal berdiri nama perguruan ini memakai bahasa Belanda yakni Indonesisch Nederlandsch School dengan kependekan INS. Maksud nama ini menggunakan bahasa Belanda dikarenakan sewaktu berdiri negara Indonesia berada di bawah kekuasaan Belanda agar tidak menimbulkan rasa curiga terhadap sekolah yang didirikan oleh Mohammad Sjafe’i. Sebelumnya sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda dalam pemberian nama selalu mendahulukan kata Hollandsch baru setelah itu kata Indonesisch. Pada masa pendudukan Jepang, kependekan dari INS berganti arti yakni Indonesia Nippon School. Penamaan ini bertujuan sebagai pelindung diri atas kekejaman tentara Jepang. Pada periode kemerdekaan Indonesia, kependekan dari INS berubah menjadi Indonesia National School, nama ini sesuai dengan kondisi daerah Kayutanam saat itu. Pada tahun 1972 dalam rapat Munas di Jakarta, atas usulan dari Prof. Dr. Deliar Noer mengusulkan agar kepanjangan dari INS diganti menjadi Institut Nasional Sjafe’i dan masyarakat Kayutanam sendiri menyebut sekolah ini dengan sebutan “INS Kayutanam”. Pada tahun 1975 Ruang Pendidik SMA INS Kayutanam memakai kurikulum nasional yang diintegrasikan dengan kurikulum Mohammad Sjafe’ Baru PendidikanPengajaran Alam SekitarJ. Ligthart Aliran pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar yang dirintis oleh Fr. A. Finger dengan heimatkunde pengajaran alam sekitar di Jerman, J. Ligthart di Belanda dengan Het Volle Leven kehidupan senyatanya. Prinsip yang dianut dalam heimatkunde yakni Tirtarahardja & Sulo, 2005 Dalam pengajaran alam sekitar, guru dapat memeragakan secara alam sekitar memberikan kesempatan sebanyakbanyaknya agar anak berpartisipasi alam sekitar memungkinkan untuk diberlakukan pengajaran totalitas dengan ciri segala bahan pengajaran berhubunghubungan satu sama alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan tidak alam sekitar memberikan apersepsi emosional terhadap anak didik. Sementara Het Volle Leven memiliki prinsip sebagai berikut Tirtarahardja & Sulo, 2005 Pengajaran alam sekitar mengajarkan anak untuk mengetahui barangnya terlebih dahulu sebelum mendengar sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran diadakan perjalanan memasuki hidup agar murid paham akan hubungan antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya. Pada dasarnya, banyak faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan baik faktor yang berasal dari dalam maupun luar. Secara makro, faktor dari luar merupakan sistem yang berada di luar pendidikan, antara lain ideologi, ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan alam, dan lain-lain. Faktor itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan sistem pendidikan. Dengan demikian, pendidikan akan dipengaruhi oleh bahkan berinteraksi dengan lingkungan sosial maupun lingkungan alam dalam ekosistem yang lebih luas. Konsep ini mengarahkan pada pemahaman dan pembahasan pendidikan dilihat dalam perspektif Pusat PerhatianOvideminat DecloryMenurut Tirtarahardja & Sulo 2005 pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Declory 1871-1932 dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat centres d’nternet, di samping pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan ecole pour ia vie, par la vie sekolah untuk hidup dan oleh hidup. Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri tentang hasrat dan cita-citanya dan pengetahuan tentang dunianya lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya. Pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Penelitian secara tekun yang dilakukan Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas, yaituMetode global keseluruhanBerdasarkan observasi dan tes, ia berpandangan bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global keseluruhan. Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan kalimat lebih mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan tanda tulisan atau suatu gambar yang dapat d’internet pusat-pusat minat.Berdasarkan penyelidikan psikologik, ia menetapkan bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan sewajarnya. Pengajaran harus disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak tidak akan banyak hasilnya. Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan terhadap masyarakat biososial.Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadiDorongan mempertahankan diri,Dorongan mencari makan dan minum danDorongan memelihara minat terhadap masyarakat ialahDorongan sibuk meniru orang inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat Pengajaran Pusat Perhatian adalah sebagai berikutPengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan beban pengajaran harus merupakan keseluruhan, tidak mementingkan bagian tetapi mementingkan keberartian dari keseluruhan ikatan bagian didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung ada hubungan kerjasama yag erat antara rumah dan keluarga. Gerakan pengajaran pusat perhatian telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi cara mengajar dan lain-lain agar perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan teknologi pengajaran, peluang mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar, dan dengan demikian upaya menarik minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan hanya pada pembukaan pengajaran, tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik yang KerjaG. Kerschensteiner Menurut Tirtarahardja & Sulo 2005 dan Sagala 2010 gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Tokoh pendidikan sekolah kerja ini adalah G. Kerschensteiner 1854-1932 dengan konsep “Arbeitschule” Sekolah Kerja di Jerman. Sekolah kerja bertolak dari pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan masyarakat. Dengan kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan Negara yang baik yakni Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan; Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara;Dalam menunaikan kedua tugas tersebut harus diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut berbuat sesuai dengan kesusilaan serta menjaga keselamatan negara. Tujuan sekolah kerja ini menurut Kerschensteiner sebagai pencetus sekolah kerja adalah Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri; Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu; Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara. Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bekerja di sini bukan pekerjaan otak yang dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan Tirtarahardja & Sulo, 2005; Sagala, 2010.Pengajaran ProyekJohn DeweyDasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John Dewey 1859-1952 namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikut utamanya W. H. Kilpartrick. Pengajaran proyek memberi kebebasan pada anak untuk menentukan pilihannya, merancang serta memimpinya. Proyek yang ditentukan oleh anak mendorongnya mencari jalan pemecahan bila dia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong. Pengajaran proyek digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek,pengajaran unit,dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin Tirtarahardja & Sulo, 2005. Praktek belajar dan pembelajaran dekade terakhir ini mengenalkan kita pada istilah PjBL atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Para ahli memberi pengertian tentang PjBL. Menurut University of Nottingham, metode pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas. Menurut Baron, pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya. Menurut Blumenfeld et al, pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. Sementara itu, Boud & Felleti mengartikannya sebagai cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktivitas pelajar Husamah, 2013. Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata. Project Based Learning pada umumnya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja performance, yang secara umum pebelajar melakukan kegiatan mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi. Proyek seringkali bersifat interdisipliner. Menurut Husamah 2013 selama berlangsungnya proses belajar dalam PjBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan. Narasumber bertugas menyusun trigger problems, sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik, melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Secara umum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar itu dia penjelasan mengenai 'Aliran-Aliran serta Gerakan-Gerakan Pendidikan di Indonesia'. Saya harap, kalian semua yang membaca ini dapat mengetahui dan memahaminya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kalian semua yang membaca dan diharapkan mendapatkan pengetahuan yang baru. Sekian pembahasan dari saya. Terima kasih Ÿ˜†Ÿ˜Š
Aliranrekonstruksionisme ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan di Indonesia perlu adanya rekonstruksi atau tatanan baru untuk dunia pendidikan. Agar lebih maju dan dapat mengikuti perkembangan zaman serta menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK, sehingga pendidikan di Indonesia tidak Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu mengalami perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran- pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut Aliran-Aliran Pendidikan. Setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahami berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan tersebut. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa datang. Pemaparan aliran-aliran pendidikan penting karena sebagai pembekalan wawasan historis terhadap setiap calon tenaga kependidikan. 1. Perguruaan Kebangsaan Taman Siswa Didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta. Taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan Taman Indria Taman Kanak-Kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda SD, Disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru. Asas dan Tujuan Taman Siswa Terdapat tujuh asas dalam Perguruan Kebangsaan Taman Siswa yang di sebut “asas 1992” adalah sebagai berikut 1 Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan umum. Dari asas yang pertama ini jelas bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh Taman Siswa adalah kehidupan yang tertib dan damai tata dan tentram, Orde on Vrede. Dari asas ini pulalah lahir “sistem among”, dalam cara man guru memperoleh sebutan “pamong” yaitu sebagai pemimpin yang berdiri di belakang dengan bersemboyan “Tut Wuri Handayani”, yaitu tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri, dan tidak terus menerus dicampuri, diperintah atau dipaksa. 2 Pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Siswa jangan selalu dicekoki atau disuruh menerima buah fikiran saja, melainkan para siswa hendaknya dibiasakan mencari/menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan menggunakan fikiran dan kemampuannya sendiri. 3 Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik ikatan lahir maupun batin. 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Dari asas ini tersirat keharusan untuk hidup sederhana dan hemat. 7 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak. Asas ini disebut sebagai “asas berhamba kepada anak didik” dan di kenal dengan istilah “pamong” atau istilah sekarang pahlawan tanpa tanda jasa. Ketujuh asas di atas diumumkan pada tanggal 3 juli 1922, bertepatan dengan berdirinya Taman Siswa, dan disahkan oleh Kongres Taman Siswa yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 7 Agustus 1930. Dasar Taman Siswa Dalam perkembangan selanjutnya taman siswa melengkapi “asas 1922” dengan dasar-dasar 1947 yang di sebut dengan Panca Dharma,yakni sebagai berikut 1 Asas kemerdekaan harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 2 Asas kodrat alam berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat alam ini. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalami bahagia jika bisa menyatukan diri dengan kodrat alam 3 Asas kebudayaan Taman Siswa tidak berarti asal memelihara kebudayaan kebangsaan itu ke arah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir dan batin tiap-tiap zaman dan keadaan. 4 Asas Kebangsaan Taman Siswa tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi bentuk dan fiil kemanusiaan yang nyata dan tidak mengandung permusuhan dan perpecahan. 5 Asas kemanusiaan menyatakan bahwa dharma tiap-tiap manusia adalah mewujudkan kemanusiaan. Tujuan Taman Siswa 1 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang tertib dan damai. 2 Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyrakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Upaya-upaya Pendidikan Beberapa usaha yang dilakukan oleh Taman Siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman Siswa membentuk pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan. Hasil-Hasil yang dicapai Taman Siswa telah berhasil mengemukakan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni – alumni besar di Indonesia. 2. Ruang pendidik INS Kayu Tanam Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam 9 Sumatra Barat. Pada tahun 1952, dengan hanya ada 30 orang siswa, Ins mendirikan percetakan Sridharma yang menterbitkan majalah bulanan Sendi dengan sasaran khalayak adalah anak – anak. Asas-asas ruang pendidikan 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan dan kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelaktualisme Tujuan ruang pendidik INS Kayu Tanam 1 Mendidik rakyat kearah kemerdekaan 2 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan Usaha-usaha ruang pendidik INS Kayu Tanam 1 Dalam bidang kelembagaan. a Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan b Program khusus untuk menjadi guru yakni tambahan satu tahun setelah ruang dewasa untuk pembekalan kemampuan mengajar dan praktek mengajar. 2 Usaha mandiri a Penerbitan sendi majalah anak-anak b Buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf/aksara dan angka dengan judul “Kunci 13” c Mencetak buku pelajaran Hasil-Hasil yang Dicapai Bebrapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan majalah anak-anak sendi, serta buku-buku pelajaran. Dan usaha yang dilakukan antara lain ; 1 Mengupayakan gagasan-gagasab tentang pendidikan nasional utamanya pendidikan ketrampilan/kerajinan 2 Mengupayakan bebrapa ruang pendidik jenjang persekolahan dan sejumlah alumni. Dan bebrapa alumni telah berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafi’i yakni Dasar-Dasar Pendidikan 1976 3 Pendidikan Muhammadiyah Didirikan tanggal 18 November 1912 di yogyakarta, oleh KH Ahmad Dahlan. Pendidikan Muhammadiyah merupakan gerakan islam amar ma’ruf nahi munkar beraqidah islam dan bersumber pada alquran dan sunah serta menjunjung tinggi ajaran agama islam sehingga tercipta masyarkat islam yang sebenarnya – benarnya. 1 Latar Belakang Berdirinya Pendidikan Muhammadiyah 1 Kerusakan di bidang kepercayaan/agama aqidah 2 Kebekuan dalam bidang hukum fiqih. 3 Kemunduran dalam pendidikan islam 4 Kemajuan zending kristen dan misi katolik. Tujuan Pendidikan Muhammadiyah 1 Aqidah yang lurus 2 Akhlaqul karimah Budi pekerti yang terpuji. 3 Akal yang sehat dan cerdas. 4 Keterampilan 5 Pengabdian pada masyarakat. Dasar Pendidikan Muhammadiyah 1 Tajjdid, ialah kesetiaan kita berdasarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berfikir . 2 Kemasyarakatan,yaitu antara individu dan masyarakat diciptakan suasana yang salaing membutuhkan. 3 Aktivitas, artinya anak didik harus mengamalkan semua yang diketahui. 4 Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang Didirikan pada tanggal 1 November 1923 oleh Rahmah El Yunusiyah. Latar Belakang Berdirinya Diniyah Putri Karena ketidak puasan terhadap rahmah el yunusiyah terhadap diniyah school yang melayani kebutuhan wanita yang tidakterjangkau baik yang berkaitan dengan persoalan agama, maupun yang berkaitan dengan kebutuhan keterampilan keputrian sebagai istri, anak. Tujuan Pendidikan Diniyah Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan islam dengan tujuan membentuk putri yang berjiwa islam dan ibu pendidik yang cakap arif serta bertanggung jawab. Dasar Pendidikan Diniyah Putri Didasarkan pada ajaran agama islam dengan berpedoman pada Alqur’an dan Sunah Rasul. 4 Pendidikan Ma’arif Pendidikan Ma’arif saat ini merupakan bagian dari organisasi Nahdatul Ulama. Cikal Bakal pendidikan Ma’arif mulai berkembang pada tahun 1916 ketika dua Kiyai, Abdul Wahab hasbullah dan Mas Mansur, mendirikan kursus debat yan diberi nama Taswirul Afkar. Kursus ini kemudian berkembang dengan dibentuknya Jam’iyah Nahdatul Wathon yang bertujuan memperluas dan meningkatkan mutu pendidikan madrasah. Mulanya Ma’arif dalam bentuk Madrasah berkembang di Jawa Timur, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain dengan dipelopori oleh para ulama NU. Mula-mula corak pendidikannya adalah menyerupai “pesantren yang diformalkan”, dengan hanya memuat pendidikan agama dalam kurikulumnya. Dalam perkembangan kemudian, sebagaimana Muhammadiyah, Ma’arif memasukkan materi umum ke kurikulumnya. Muktamar II NU Muktamar II NU di Surabaya pada tahun 1927 memutuskan untuk memberikan perhatian yang penuh pada pengembangan madrasah dengan dana ditanggung oleh umat islam, dan menolak bantuan dari Belanda. Dalam Muktamar NU ke-4 di Semarang, para ulama membentuk bagian khusus dalam tubuh NU yang menangani pendidikan, yang disebut Ma’arif. Sejak saat itu gerak NU dalam menyelenggarakan pendidikan semi-formal yang coraknya banyak berbeda dengan pesantren yang menjadi basis NU mulai berkembang dan ditangani secara sungguh-sungguh. Basis pendidikan Ma’arif Basis pendidikan Ma’arif pada dasarnya adalah pesantren yang juga merupakan basis utama kegiatan pendidikan NU. Hal inilah antara lain membedakannya dengan Muhammadiyah yang lebih agresif dan sistematis dalam mengembangkan sistem pendidikan sekolahnya dengan menerapkan manajemen modern. Hasil yang dicapai Meskipun perkembangan lembaga pendidikan Ma’arif tidak secepat dan seluas Muhammadiyah, pendidikan ini ikut memberikan andil dalam pendidikan nasional, baik melalui pemikiran-pemikiran para tokohnya maupun melalui lembaga-lembaga pendidikan yang dimilikinya. . SIMPULAN Kajian tentang aliran dan gerakan pendidikan akan memberikan pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting, agar para pendidik dapat memahami, dan pada akhirnyaa kelak dapat memberi kontribusi terhadap dinamika pendidikan itu. Disusun Oleh ARIS WAHYONO FATHUR ROHMAN WAHID LILIS HANDAYANI RINI IRIANTI WELLY SANTOSO b4YALE.
  • oy8kyk86pc.pages.dev/323
  • oy8kyk86pc.pages.dev/338
  • oy8kyk86pc.pages.dev/222
  • oy8kyk86pc.pages.dev/434
  • oy8kyk86pc.pages.dev/338
  • oy8kyk86pc.pages.dev/495
  • oy8kyk86pc.pages.dev/252
  • oy8kyk86pc.pages.dev/76
  • aliran pokok pendidikan di indonesia